Pengaruh Asset Tangibility dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang Dengan Risiko Bisnis sebagai Variabel Moderasi (Studi pada Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2021-2023)

Perekonomian di Indonesia mengalami perkembangan yang semakin pesat, khususnya perusahaan sub sektor makanan dan minuman karena perusahaan sub sektor ini dapat bertahan di tengah kondisi perekonomian Indonesia yang tidak menentu. Disisi lain perusahaan ini harus menjaga laba perusahaan. Namun, manajer perusahaan juga harus menentukan keputusan terkait pendanaan, dimana salah satunya terkait dengan kebijakan hutang. Dalam berhutang salah satu jaminan yang diberikan kepada kreditur adalah dalam bentuk aset (tangibility). Perusahaan dengan aset yang tinggi menandakan perusahaan dalam keadaan baik dapat dilihat dari pertumbuhan total aset disetiap tahunnya. Dalam setiap perusahaan, risiko bisnis akan semakin bertambah apabila perusahaan menggunakan hutang dalam jumlah yang besar. Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh asset tangibility dan pertumbuhan perusahaan terhadap kebijakan hutang, serta untuk mengetahui pengaruh asset tangibility dan pertumbuhan perusahaan yang dimoderasi oleh risiko bisnis terhadap kebijakan hutang. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel yang dipilih dalam penelitian ini sebanyak 37 perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang dipilih mengunakan metode purposive sampling. Pengujian penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan Partial Least Square dengan software SmartPLS 3.0. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa asset tangibility berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang, pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang, risiko bisnis berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang dan hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa asset tangibility yang dimoderasi oleh risiko bisnis tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang, serta pertumbuhan perusahaan yang dimoderasi oleh risiko bisnis tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang.